buat L, angin laut dan hati yang berkabut
ke Sungailiat aku kan kembali
dan menghitung perca-perca kenangan masa mudaku
dan bocah-bocah dunia baru kan asing dengan kembara yang pulang
dan angin senja seperti berkata " kembalilah kembara ke dada bunda, tanah ini akan kembali memelukmu tanpa dendam, menangislah di dadanya, inilah lubuk tempat kita melupakan penat hari -hari pajang tanpa amarah "
ke Sungailiat aku kan kembali
dan menghitung lagi luka-luka dipundaknya yang hitam
angin pantaimu yang asin akan lagi mengeringkan kulitku
dan badai pasir laut selatan kembali bicara dengan nada paling renyah
ku kan kembali pulang dan bercengkrama atas lumut-lumut di beranda
hujan akhir bulan bakal menyirami putik rinduku yang basah
ke Sungailiat aku kan kembali pulang
membangun rumah buat anak-anakku
lalu kukenang masa belia yang muda
dunia kanak-kanak yang tersingkir di gudang-gudang berdebu
lamunan kanak-kanakku yang nakal atas imaji luruh penuh
ke Sungailiat aku kan kembali pulang
adakah bagiku lagi tempat teduh dan tenang
sebuah ruang akrab buat bertandang
barangkali bukan ucapan selamat datang
Jakarta, Desember 1990
No comments:
Post a Comment