Belajarlah dari kesendirian kata-kata,
Belajarlah juga dari ketenangan tanpa gelora
Karena kita semua hanya bisa menduga, ternyata bukan pemeran utama
Bila angin tenggara balik ke pintu rumah, atau musim dan cuaca telah pulang ke jendela palka ,
hanya yang paham serta mengerti semua ,
Bagaimana memaknai kemenangan yang nampak seperti kekalahan
Belajarlah kita dalam-dalam ,tentang sebuah puisi terpendam
Jika prosa berbicara dengan banyak tanda baca, titik dan juga koma
Jika prosa di tulis jelas , lugas serta bernas,
biarlah kita menulis segudang puisi liris
Tanpa jalur makna berbaris-baris, tanpa tanda baca serta garis
bagaimana memaknai tekanan hati bisa berubah tanpa tangis
Belajarlah kita dari Hampa,
Karena hanya Dia yang bisa mengubah prahara menjadi sebuah harapan nyata
Karena hanya Dia yang bisa mengubah badai jadi kesempatan emas berderai-derai
Pantaslah kita belajar segala dari Tiada
Bila kita pikir Ada adalah figuran cerita, maka Dialah kini pemeran utama
Bila kita pikir Tiada hanya figura dan pinggir cerita
Maka dialah kini Sang Sutradara.
Jakarta, 31 May 2004
No comments:
Post a Comment