-buat perempuan jelujur ilalang
menghitung tajam durinya taklah gampang
kamukah yang membangunkan lelap daun-daun
diam-diam ketika subuh terjaga
kamukah yang menangis diam-diam
ketika hari tak lagi menyapa dengan salam belia
kamulah yang menidurkan kangenku
ketika aku tersesat dalam beku rindu
Jakarta, 11 May 1992
No comments:
Post a Comment