Hujan pagi di kampung lama
Seperti lukisan gerimis di buku tua
Warna warna yang tak gampang kulupa
Kini kembali menjelma
Dalam puisi dan juga pada seribu gugus rima
Hujan pagi di kampung lama
Merunduk pasrah pucuk mangga
Yang coba menerka kata-kata hujan pada tanah
Dicarinya jawab yang purba
Pada gugur rimbun pucuk asam jawa
Tiap kali gerimis rinai pada awal hari
Tak terhitung banyak bunyi sunyi yang mengendap
Sepertinya Tuhan sembunyikan petak teka-teki
Pada dahan serta daun trembesi yang lindap
Cibubur, Kini hujan November beranjak pergi, 28/11/2007
1 comment:
Hi,
Salam kenal, sangat senang membaca puisimu, laksana membaca dunia dalam romantika pecinta kehidupan.
Embun, hijau, kabut, pagi, gerimis, hujan, mentari, angin, daun, biru menjadi lebih berasa dalam dunia paragrafmu.
Persinggahan yang sebentar ini menambah rasa baru untukku dalam membaca dunia.Kamsia.
indah
Post a Comment