Wednesday 18 July 2007

Desember di Dahan Basah

Desemberlah kini yang mengajakku mengenangmu, selalu saja ada yang tak mungkin terucap, bagaimana dulu kadang kamu ingin berkisah tentang sebuah masa yang kerap bikin aku jemu menunggu. Lalu apa yang dapat kusimpan lagi , buat sebuah rasa kangen yang tumbuh di bawah hujan pagi. lewat waktu atau beku daun pada figura kaca jendela rumahmu

Tahu bahwa waktulah pada akhirnya kembali membentangkan jalan-jalan kemarin , untuk sesuatu yang akhirnya selalu membuat kau dan aku tergoda untuk menjauh, sembunyikan kabut-kabut petang pada gigir bukit jelang lindap malam

Desemberlah kini yang akhirnya mengajakku mengenangmu, tahun demi tahun gugur juga pada dari ranting kenangan, dahan-dahan yang cepat jadi pucat tua , seperti warna kertas selulosa lama. lalu , mungkin kau pun nanti akan menulis pada diari baru tentang sesuatu yang pasti bukan tentang kau dan aku, karena kaupun sibuk oleh dongeng ceriah anak-anak mu , dan akupun larut dalam paragraf-paragraf baru yang juga tentang bocah-bocah lucu , anak-anakku .

Lalu sebuah desember datang lagi , yang kali ini tentu saja tak hadir dari masa lalu

Pejaten- Salihara -Ps. Minggu , Desember 1990

No comments: