Thursday, 22 July 2010

Filsafat Bambu 2



Hanya hati yang jernih
Mengerti selalu
falsafah bambu
Kelembutan melukiskan kekuatan
Kokoh dalam gemuruh badai selatan

Hanya hati yang belajar
bisa tahu falsafah bambu
Bila teguh sepanjang waktu
Penuh tenaga dalam cuaca
Takkan terpatah dalam prahara

Hanya hati yang belajar
Bisa tahu bahasa bambu
Diam bertumbuh
Kuat mengakar

Cibubur, Jan 22 2004

3 comments:

nanoq da kansas said...

Selamat sore, Mas. Senang sekali saya bisa baca-baca di sini. Salam hormat dari Bali..

nanoq da kansas said...

Saya lahir dan tumbuh di desa. Di kebun kami banyak ada pohon bambu dengan beberapa jenis. Sejak kecil saya akrab dengan bambu. Ketika nenek dan ayah saya masih hidup dulu, saya sering diberitahu bagaimana memperlakukan dan menghormati pohon bambu. Saat itu bambu-bambu kami tumbuh sangat subur dan kuat. Sayangnya, ketika nenek dan ayah sudah tidak ada, banyak orang meminta bambu-bambu itu dengan cara menebangnya sembarangan. Kini bambu-bambu itu tidak sebagus dulu lagi..

Clement Hord said...

wah menarik sekali membaca sepenggeal kisah kecilmu tentang Bambu...terimakasih sudah mampir di blog kecilku terimakasih mas Nanog